PUISI-PUISI SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA Sabtu, 15/02/2014 - 11:11 — SIHALOHOLISTICK Lain-lain | Koleksi | Puisi | Sutan Takdir Alisjahbana SEINDAH INI Tuhan, Terdengarkah kepadamu himbau burung di hutan sunyi meratapi siang di senja hari? Remuk hancur rasa diri memandang sinar lenyap menjauh di balik gunung. Puisi Api Suci Sutan Takdir Alisjahbana. Selama nafas masih mengalun, Selama jantung masih memukul, Wahai api, bakarlah jiwaku, Biar mengaduh biar mengeluh. Seperti baja merah membara, Puisi "Menghadapi Maut" karya Sutan Takdir Alisjahbana menggambarkan pengalaman manusia yang menghadapi kematian dalam suasana perang. Menghadapi Maut. Kulihat, Kurasakan: Peluru mendesing menembus kening, Pedang bersinau memenggal leher, dan Tergulinglah jasad di tanah: Darah mengalir merah panas. Sekejap pendek: Kaki melejang-lejang, Urat Puisi Sutan Takdir Alisjahbana Puisi Di Candi Prambanan Sutan Takdir Alisjahbana: Dari Jauh angin mengombak padi desir membuai daun Puisi Di Candi Prambanan Sutan Takdir Alisjahbana: Dari Jauh angin mengombak padi desir membuai daun. Sabtu, 9 Desember 2023 09:51 WIB. Puisi Aku dan Tuhanku Sutan Takdir Alisjahbana: Tuhan, Kau lahirkan aku tak pernah kuminta Dan aku Puisi Kepada Anakku I Sutan Takdir Alisjahbana: Tiada tahukah engkau sayang Bunda Karya: Sutan Takdir Alisjahbana Ini adalah salah satu puisi yang diciptakan dengan rangkaian makna indah oleh STA, tentang keyakinan masa depan, kata mengalir pasti dengan pola yang terencana apik Dari buku: Tebaran Mega Waktu penulisan: 8 Mei 1935 — Ketika beta terjaga di dini hari Melihat alam sepermai ini, Terasalah beta darah baru dJro.

sutan takdir alisjahbana puisi